Dugaan Mark Up Belanja Tenaga Kebersihan dan Aroma Busuk Terendus Kembali
GAMARI Rampungkan Data-data, Aktivis Yunus: Segera Kita 'Polisikan' Sekwan DPRD Riau

PEKANBARU, PANTAUNEWS.CO.ID - Adanya temuan terkait spekulasi data para pekerja kebersihan di Gedung DPRD Provinsi Riau, dari 61 orang nyatanya hanya 10 yang bekerja.
Hal itu diperkuat dari pengakuan salah satu pegawai di Sekretariat DPRD Provinsi Riau, bahwa para tenaga kebersihan di lingkungan DPRD hanya 10 orang. Namun kendati dalam buku laporan yang dijadikan sebagai LPJ pencairan gaji terdapat 61 orang.
Atas temuan tersebut, Ketua Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI) Larshen Yunus, Sabtu (23/10/2021), bahwa menurunya temuan itu sarat akan spekulasi jumlah data para pekerja.
“Yang seharusnya APBD Provinsi Riau hanya mengeluarkan kucuran uang untuk 10 orang, ternyata tersedot untuk 61 orang. Lalu pertanyaannya, kemana uang untuk 51 orang lagi?, apakah benar terjadinya laporan fiktif di lingkungan Sekretariat DPRD Provinsi Riau,” tukas Larshen Yunus sembari bertanya terheran heran.
Pertanyaan yang ditujukan kepada Sekwan Muflihun S.STP M.AP, ketika dikonfirmasi terkesan pria yang dikenal sebagai Bos Ikan Koi di Riau ini bungkam alias tak berikan tanggapan.
"Kalau temuan itu benar adanya, maka potensi terjadinya Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yakni Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) sudah terlalu lama dibiarkan. GAMARI tak akan tinggal diam," ungkap aktivis yang juga Alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Bagi Yunus, sapaan akrab Ketua GAMARI ini bahwa Sekwan DPRD Riau mesti bertanggung jawab. Segala bentuk pekerjaan di Sekretariat Dewan adalah tanggung jawab Muflihun.
"Belanja jasa kebersihan di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2021, persisnya di Bulan Maret tercantum nilai sebesar Rp.2 Milyar lebih. Anggaran sebesar itu untuk 9 bulan kerja dibidang kebersihan. Jika kita dihitung bobotnya dari jumlah 61 orang, walaupun nyatanya hanya 10 orang," tuturnya dengan nada heran.
Hingga berita ini dimuat, Yunus mencium adanya aroma busuk terjadinya mark up dan spekulasi jumlah para pekerja. Anggaran untuk 61 orang keluar (cair), walaupun pada kenyataannya hanya 10 orang dilapangan yang terlihat.
"Kami sedang Pulbaket dulu, kalau data-data sudah rampung secepatnya Sekwan Muflihun itu kami Polisikan. Biar aparat penegak hukum yang bekerja untuk menyelidiki kasus tersebut. Ikhtiar dan istiqomah ini adalah merupakan bentuk perjuangan memperbaiki negeri," tutup Yunus mengakhiri pernyataan persnya kemarin. (*)
Berita Lainnya
Dugaan Investasi Bodong, Oknum Guru Honorer Dilaporkan ke Polres Dumai
DPD PJS Sumut Desak Polisi Tangkap Pelaku Penganiayaan Wartawan di Toba
Sadis! Seorang Ibu Meninggal Dunia Akibat Dijambret di Depan Stadion Utama Riau
Pelaku Penggelapan Sepeda Motor Berhasil Diringkus Polisi Dumai
Kecelakaan Kerja Lagi di PT KPI Dumai? Publik Curiga Ada Budaya Menutup-nutupi
Polda Riau Gulung 11 Pelaku Tindak Pidana PETI di Kuansing
Polres Dumai Bongkar Sindikat Penyeludupan Orang yang Dikendalikan Napi
Polda Riau Ungkap Kasus Penggelapan Yang Rugikan Pengusaha Sembako Senilai Rp3,7 M
Satu Orang Pria di Inhu Tewas Usai Ditikam
Diduga Tersangka Pencabulan, Satreskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Ayah Tiri
KPK Tegaskan tak Miliki Kantor Perwakilan di Daerah
1800 Peket Bantuan Sembako Disalurkan Polres Dumai Beserta Jajaran Polsek