• Home
  • Opini
  • Riau
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • Olahraga
  • Nasional
  • Politik
  • Edukasi
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Sumatera
  • Hukrim
  • More
    • Kesehatan
    • Internasional
    • Video
    • News
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • #Galeri
  • Indeks
PILIHAN
DPRD Dumai Matangkan Regulasi Kepariwisataan, Dorong Kontribusi Pariwisata untuk PAD
29 Juli 2025
MK Tolak Gugatan, Paisal-Sugiyarto Siap Dilantik Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai
04 Februari 2025
Polres Dumai Tutup Tahun 2024 dengan Deretan Prestasi dan Komitmen untuk Keamanan Kota
31 Desember 2024
Keberhasilan Walikota Dumai dalam Membangun Infrastruktur, Kesehatan, Pendidikan, dan Lapangan Kerja
19 Mei 2024
Apical Dumai Lakukan Normalisasi Parit di Lingkungan Warga Sekitar Perusahaan
03 Mei 2024

  • Home
  • Hukrim
  • Pekanbaru

Erwin Sitompul Soroti Wajib Plat BM dan Pemotongan TPP Guru 50%,Desak Presiden Prabowo Copot Jabatan Gubernur Riau.

PantauNews

Selasa, 07 Oktober 2025 09:43:27 WIB
Cetak

PANTAUNEWS, PEKANBARU — Kebijakan kontroversial Gubernur Riau Abdul Wahid yang mewajibkan seluruh kendaraan operasional perusahaan di wilayahnya  menggunakan plat nomor polisi BM, memicu kegaduhan di ranah publik. Sorotan tajam datang dari Aktivis 98, Erwin Sitompul, yang bahkan menyerukan Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan dan menegur keras kebijakan yang dinilainya “aneh” dan berpotensi mengoyak semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Ini bukan soal plat nomor semata. Ini soal bagaimana kita menjaga semangat persatuan di atas kepentingan daerah,” tegas Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (5/10/2025).

Menurut Erwin, aturan yang dikeluarkan oleh Abdul Wahid tidak hanya diskriminatif, tapi juga menciptakan potensi konflik antar wilayah. Ia menilai, Gubernur Wahid gagal memahami makna nasionalisme dalam konteks Indonesia sebagai negara kesatuan yang menjamin kebebasan mobilitas warganya di seluruh pelosok tanah air.

TERKAIT
  • Kodim 0320 Dumai Amankan 23 Pekerja Migran Indonesia
  • Digugat Rp 5 M Soal Dugaan Gelapkan Dana, Ini Tanggapan Yusuf Mansur
  • Patut diapresiasi, Polsek Tandun bantu terlapor pencurian buah sawit Perkebunan

“Setiap kendaraan di Republik Indonesia itu bayar pajak ke negara, bukan ke provinsi. Jangan karena bayar pajaknya di daerah lain, lantas tidak boleh beroperasi di Riau. Itu preseden buruk bagi semangat NKRI,” ujar Erwin lantang.

Reputasi Gubernur Abdul Wahid Kian Tergerus: Isu Pemangkasan TPP Guru ASN 50 Persen untuk bulan Desember tahun 2025.

Di tengah polemik plat BM yang belum mereda, reputasi Gubernur Abdul Wahid kembali diterpa isu tak kalah panas — rencana pemangkasan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi Guru ASN hingga 50 persen.
Isu ini sontak memantik gelombang kecaman, terutama dari kalangan pendidik dan pemerhati pendidikan di Riau.

Menurut Erwin Sitompul, langkah itu — jika benar dilakukan — merupakan bentuk pengkhianatan terhadap jasa para guru, yang selama ini menjadi garda depan mencerdaskan generasi bangsa.

“Kalau isu perihal pemotongan TPP Guru ASN 50 persen itu benar, saya mengecam keras kebijakan Gubernur Riau ini.Hal ini sangat menciderai hati para guru,para pahlawan tanpa tanda jasa,” tegas Erwin dengan nada tinggi.
“Apakah perlu di-Nepalkan Gubernur seperti ini?” sindir aktivis 98 yg juga aktivis pendidikan riau tersebut dengan nada sinis.

Istilah “Nepalkan” yang digunakan Erwin menggambarkan bentuk perlawanan simbolik terhadap kepemimpinan otoriter yang dianggap menindas rakyatnya.Ia menilai, isu pemangkasan TPP ini memperlihatkan bagaimana kebijakan Gubernur Abdul Wahid semakin menjauh dari kepentingan rakyat dan lebih menonjolkan ego kekuasaan.

“Ini bukan sekadar kebijakan anggaran.Ini menyangkut penghargaan terhadap profesi yang telah melahirkan ribuan generasi cerdas di Riau. Kalau guru saja diperlakukan seperti ini, bagaimana wajah pendidikan kita ke depan?” tambahnya.

Kebijakan “Nasionalisme Daerah”: Antara PAD dan Politik Populis

Diketahui, Gubernur Abdul Wahid sebelumnya mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan seluruh kendaraan operasional milik atau sewaan perusahaan yang beroperasi di Riau untuk menggunakan plat nomor BM—kode registrasi kendaraan untuk wilayah Riau.
Alasan Wahid? Demi optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak kendaraan bermotor.

“Ini bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap infrastruktur daerah. Tak ada alasan untuk tidak melakukan mutasi kendaraan. Kalau perlu, kita turunkan Bapenda ke lokasi,” ujar Wahid dalam pernyataan sebelumnya, dengan nada tegas yang mengisyaratkan tak ada ruang kompromi.

Namun, di mata publik, dua kebijakan ini—soal plat BM dan isu pemangkasan TPP guru—tampak memperlihatkan wajah baru kepemimpinan daerah yang keras, tidak komunikatif, dan cenderung populis.

Keduanya sama-sama dilihat sebagai upaya meningkatkan PAD dengan cara-cara yang justru berisiko menciptakan kegaduhan sosial.
Di satu sisi, Gubernur Wahid beralasan sedang memperjuangkan kepentingan daerah.
Namun di sisi lain, publik menilai langkahnya justru menabrak logika kebangsaan dan keadilan sosial.

“Kalau semua daerah berpikir seperti Gubernur Riau, Indonesia ini bisa terpecah jadi provinsi-provinsi kecil yang saling membatasi diri,” kata Erwin lagi.

Persimpangan Kebijakan:PAD vs NKRI

Kebijakan ini memunculkan pertanyaan lebih luas: sejauh mana pemerintah daerah berhak membatasi aktivitas ekonomi berbasis administrasi kendaraan atau memangkas hak kesejahteraan aparatur sipilnya atas nama efisiensi anggaran?

Sejumlah pengamat menilai, langkah Wahid memperlihatkan gejala “otonomi yang kebablasan” — ketika semangat memperkuat daerah justru berubah menjadi bentuk feodalisme administratif baru.

“Masalah seperti pajak kendaraan dan kesejahteraan guru seharusnya diselesaikan dengan pendekatan sistemik dan dialog, bukan dengan instruksi sepihak,” ujar seorang pengamat kebijakan publik di Pekanbaru.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari Gubernur Abdul Wahid terkait isu pemangkasan TPP Guru ASN maupun desakan Aktivis 98 Erwin Sitompul agar Presiden Prabowo menegur keras kebijakannya.

Yang jelas, dua isu ini—plat BM dan TPP guru—telah menjadi cermin buram bagi kepemimpinan Wahid di Riau.
Bagi sebagian masyarakat, keduanya bukan lagi sekadar kebijakan administratif, melainkan simbol kepemimpinan yang kehilangan arah dan empati.


Sumber : Rilis /  Editor : Dedi

[Ikuti PantauNews.co.id Melalui Sosial Media]


PantauNews.co.id

Tulis Komentar


Berita Lainnya

Tragis, Pelaku Pembunuhan di Inhu Tebas Leher Korban Hingga Putus

Polisi Tembak Mati Pengedar Narkoba Lintas Sumbar - Riau, Inilah Penjelasan Kapolres Limapuluh Kota

Polres Dumai Gagalkan Peredaran 41 Kilo Sabu

Kapolsek: Motif Ekonomi dan Tidak Miliki Biaya Pernikahan

Kuasa Hukum Terdakwa Muslim Klaim Kliennya Tak Lakukan Tindak Pidana, JPU Beri Tanggapan Serius

Kapolri Jenderal Listyo Ditantang Tangkap Abu Janda, MUI: Masyarakat di Mana-mana Sudah Berteriak

Azis Syamsuddin Berdalih Isoman, Ternyata Negatif Saat Dijemput KPK

87 Unit Ranmor Diamankan Polres Dumai

Keterlambatan Pekerjaan oleh Rekanan,BPK Periksa PUPR Kota Pekanbaru

Ditresnarkoba Polda Riau Musnahkan Barang Bukti 18 Kg Sabu

Bentrok di Graha Raya, Polisi Amankan 12 Oknum Anggota Ormas

Jaksa Eksekusi Enam Terpidana Pelanggaran Pidana Pemilukada

Terkini +INDEKS

Tim Gabungan Bersama Bea Cukai Dumai dan Subdit 4 Dittipidnarkoba Bareskrim Polri Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu

06 Desember 2025
Jum'at Berkah, GJB Pemuda Sintong Kembali Saluran Sembako ke Warga Kurang Mampu
05 Desember 2025
Danrem 031 Wira Bima Silaturahmi ke Polres Rokan Hilir, Untuk Perkuat Sinergi dan Soliditas TNI Polri Jelang Pengamanan Akhir Tahun
05 Desember 2025
Indah Septiani Charles S.AB Resmi Dilantik sebagai Ketua TP PKK Rohil
05 Desember 2025
Komitmen Perangi Narkoba, Polres Rohil Musnahkan Barang Bukti Sabu- Sabu Dengan Berat Bersih 79,98 Kg
05 Desember 2025
Gelar Konferensi Pers, Polres Rohil Ungkap 79,98 Kilogram Sabu, Kurir Residivis Kembali Ditangkap
04 Desember 2025
Panen Raya Jagung Serentak Kuartal lll, Polres Rohil Dukung Ketahanan Pangan dan Program Asta Cita Presiden
04 Desember 2025
Kegiatan Ekonomi Rakyat Terhambat? Pasar Malam Dumai Dituding Ganggu Ketertiban
04 Desember 2025
BNPB dan Pemerintah Daerah Optimalkan Perbaikan Akses Darat Sumbar
04 Desember 2025
Greenpeace: Banjir Bandang Sumatra Akibat Gagalnya Pemerintah Kelola Ekologi Hulu
04 Desember 2025

Terpopuler +INDEKS

Pelantikan Erisman Yahya Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Riau Dinilai Tidak Sesuai Prosedur, Aktivis 98 Erwin Sitompul Desak

Dibaca : 230 Kali
Fap Tekal Desak Kejari Dumai Tetapkan Tersangka Pejabat PT KPI RU II
Dibaca : 303 Kali
Aktivis 98 Erwin Sitompul Desak Plt Gubernur Riau Copot Kadisdik dan Sekretaris Dinas Pendidikan Riau
Dibaca : 1246 Kali
Rute Roro Dumai Melaka Diakselerasi Jadi Koridor Ekonomi Baru Sumatera,Gubernur Riau SF Hariyanto: Pastikan Dukungan Penuh
Dibaca : 505 Kali
Erwin Sitompul Dukung Langkah Pemerintah Kota Dumai dalam Pengadaan Lahan Bantaran Sungai 2025
Dibaca : 912 Kali
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
PantauNews.co.id ©2020 | All Right Reserved