Akankah Naiknya Harga Pertamax Mempengaruhi Perkembangan Ekonomi dan Politik?
Oleh: Riski Renata Mahasiswi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
BANDA ACEH, PANTAUNEWS.CO.ID - Pertamina maximum (Pertamax) merupakan bahan bakar jenis Bensin dengan angakatan otan atau RON 92 berstandar internasiaonal EURO2 PT PERTAMINA Persero, yang pertama kali melakukan peluncuran sekira 20 tahun lalu, tepatnya pada 10 desember 2002, lalu.
Hadirnya, dengan direkomendasikan untuk mobil dengan kompresi 10 : 1 sampai 11:1 atau mobilberteknologi injeksi(Electronic fuel injection EFI), minyak tersebut berciri khas warna biru terang dan jernih.
Seperti yang diketahui, pertamina resmi menaikkan harga BBM pertamax yang di mulai pada tanggal 1 april 2022, dari harga Rp. 9.000 menjadi Rp.12.500 per liter untuk daerah yang memiliki besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5%.
Adanya kebijakan tersebut banyak menuai kritikan dari masyarakat karena tidak semua masyarakat mampu menanggung selisih harga tersebut, ditambah dengan naikanya harga bahan-bahan pokok, juga sangat mempengaruhi harga token listrik.
"Tingginya harga minyak sangat mempengaruh terhadap bbm, dimana diketakuhi harga tersebut merupakan cerminan dari harga BBM," sampainya, Sabtu, (23/04/22).
Sangat berdampak lansung dirasakan oleh masyarakat khususnya bagi pengguna ojek online yang mencari nafka bagi keluarga merasakan keresaan, biasanya mereka akan mengisis bahan bakar motor yang digunakan dengan pertamax setidaknya satukali dalam sepekan untuk menjaga kualitas mesinya.
Kenaikan harga ini justru membuat mereka untuk mempertimbangkan ulang menggunakan bahan bakar Pertamax tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan mereka sendiri.
Kepala biro komunkasi layanan informasi public dan kerja sama lementrian ESDM, Agung Pribadi mengatakan harga minyak pada bulan maret akan lebih jauh tinggi dibandingkan pada bulan februari. maka harga keekonimian atau batas BBM RON April 2020 akan mencapai Rp.16.00 perliter.
Bahkan, Eri Purnomohadi mengatakan saat ini industry sangat memerlukan harga BBM yang terjangkau.
Pemerintan juga diharapkan melakukan perhitungan dengan cermat dan melaksanakan sosialisasi berkaitan dengan rencana kenaikan harga, dengan kondisi saat ini juga diharapakan dapat memebri ruang bagi masyarakat untuk memulihkan perekonomian setelah dua tahun mengadapi Covid-19 melakukan perhitungan dengan cermat dan melaksanakan sosialisasi berkaitan dengan rencana kenaikan harga. (Juliadi)


Berita Lainnya
Eksekutif dan Legislatif Cenderung Masih Pandang Sebelah Mata Terhadap Media Online
Mungkinkah Golkar Riau Musdalub Pasca Kalah Pilkada 2020? Ini Kata Pengamat
Praktik Ilegal Pengisian BBM Solar di Jambi, Bukti Kebijakan Belum Tegas
Kenaikan Harga Minyak Goreng, Ini Tanggapan Winda Azura
Hajatan Rakernas I PJS di Kota Sriwijaya Palembang
Menjaga Marwah Jurnalisme: Wartawan Tak Bisa Rangkap Jabatan, Apalagi ASN
DPD Partai NasDem Dumai Berikan 'Bantahan', Istri Eks Walikota Zul As 'Beberkan' Fakta Sebenarnya
SOSIAL MAPPING || PARTISIPASI MASYARAKAT
Kader Tinggalkan Partainya demi Maju Pilkada, Ini Kata Pengamat
HUMAS || CITRA ORGANISASI
Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat Semoga Bukan Hanya Slogan Semata
Hari Buruh, Ancaman Pengangguran, dan Masa Depan Buruh Indonesia