Ketua PDIP: Menteri Ekonomi Urusi Pencapresan Sebaiknya Mundur

JAKARTA, PANTAUNEWS.CO.ID - Presiden Jokowi diketahui membebaskan menteri-menterinya untuk menaikkan elektabilitas menuju Pemilu 2024. Ketua DPP PDIP yang juga Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, menyarankan para menteri ekonomi mundur dari posisinya jika memang ingin berfokus mengejar Pemilu 2024.
"Sejak dilantik menjadi menteri, yang bersangkutan bersumpah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pembantu presiden. Presiden berjanji kepada rakyat untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya. Maka tugas menteri sebagai pembantu presiden tidaklah mudah, apalagi menteri-menteri bidang ekonomi. Saat ini bangsa kita masih didera pandemi COVID-19 meskipun telah menunjukkan flattening the curve, akan tetapi pemulihan ekonomi akibat pandemi tidak serta-merta langsung pulih," kata Said kepada wartawan, Selasa (9/11/21).
Menteri-menteri bidang ekonomi, Said melanjutkan, memiliki tanggung jawab besar, perlu bekerja ekstra keras untuk memulihkan perekonomian nasional. Menurut Said, dengan memikirkan pemulihan ekonomi nasional saja, para menteri ekonomi tidak akan memiliki waktu, tenaga, dan kesempatan untuk memikirkan yang lain.
Agenda pemulihan ekonomi nasional, kata Said adalah menyangkut hajat hidup rakyat banyak. Perhatian terhadap hajat hidup orang banyak ini, menurutnya, tidak bisa dirangkap dengan pekerjaan atau urusan lainnya, seperti mengurusi pencapresan.
"Saya kira akan lebih gentle bila para menteri, khususnya pada bidang ekonomi, lebih baik mundur dan mengurusi pencapresannya daripada mengurusi tugas dan tanggung jawabnya sebagai menteri, sekaligus memanfaatkan posisinya sebagai menteri ekonomi untuk masuk dalam bursa pencapresan. Risikonya pilihan program dan kebijakan untuk menyukseskan program Presiden Joko Widodo akan ternomorduakan atau setidaknya rawan digunakan untuk kepentingan dia dalam pencapresan. Tentu ini sangat tidak elok dan, bila hal ini terjadi, sebaiknya Presiden segera mengganti menteri yang bersangkutan," ujar wakil rakyat dari Madura ini.
"Misalnya saja saya menemukan konflik kepentingan, seorang menteri bidang ekonomi memasang video dirinya di layar ATM bank Himbara, saya kira ini tidak elok. Sudah sepantasnya bila yang dipasang di layar ATM adalah Presiden Joko Widodo, bukan dirinya. Sebab, dia hanya pembantu presiden. Ini sekadar contoh kecil konflik kepentingan itu," pungkas Said. (*)
Berita Lainnya
Ada Apa Ya..?? PAC Hanura se-Kota Dumai Mundur Serentak
Direstui Rosan, Ketua TKN Prabowo Gibran, PSN Siap Melakukan Deklarasi Dukungan
Ketua KPU Kota Tangerang: Peran Serta Masyarakat Sangat Diperlukan Dalam Menyukseskan Pemilu 2024
Berharap Masyumi Reborn Dapat Berkompetisi Dengan Baik dan Sehat
Ketua DPC Gerindra : Sampai Saat ini Hanya Nita Ariani yang Serius Mengikuti Prosesi Pilkada 2020 Dumai
Bupati Siak Gugat Hasil Pilkada ke MK, KNPI Riau: Preseden Buruk bagi Demokrasi
Didepan Ribuan Warga Dumai, Ini Yang di Janjikan M Nasir Cagub Riau !!
Golkar: Pasangan Rezita - Junaidi Rachmat Komitmen Maju Jalur Partai Politik
Politik Uang atau Bantuan Sosial? , Bazar Pasar Murah di Kampanye Paslon Walikota Dumai Menuai Kritik
Kegembiraan Masyarakat Pecah di Posko Sugiyarto, Sambut Kemenangan PAS
Tutup Muktamar IX, Hamzah Haz: PPP Pernah Dibilang Pepesan Kosong
Dapat Nomor Urut 3 di Pilkada Dumai 2020, Mukhtar: Apakah Ini Kebetulan?