Dugaan Pihak BCA Pekanbaru Mempersulit Ahli Waris Nasabah, Larshen Yunus: Uang Rp43 Juta ini Mau Dikemanakan?
PANTAUNEWS.CO.ID, PEKANBARU -- Kembali, tabir misteri dugaan kasus penipuan sekaligus kejahatan perbankan mulai marak di Kota Pekanbaru.
Salah satunya diduga kuat terjadi di internal Kantor Pusat Bank Central Asia (BCA) di Kota Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, persis disebrang Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Riau.
Kasus yang bermula dari niatan 9 (sembilan) orang bersaudara (kakak beradik kandung) yang ingin mengurus dan atau mengklaim pencairan uang sekitar sebesar Rp.43 Juta di rekening kedua orangtua kandungnya yang sudah meninggal, justru terkesan dipersulit.
Berbagai upaya telah dilakukan masing-masing dari kesembilan bersaudara kandung tersebut, namun yang didapat justru diperlakukan aneh dari pihak BCA Pekanbaru. Mulai dari penyampaian informasi terkait persyaratan yang berbeda-beda, antrian yang begitu menghabiskan waktu hingga dugaan niat buruk dari pihak bank ini terkesan mempersulit keadaan.
Seperti upaya pada Hari Rabu (23/8/2023) yang lalu, 'janda miskin' yang menjadi korban itu mengajak Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau ini terlibat untuk membantunya.
Melalui rekan jurnalis senior Sabam Tanjung, lantas seorang ibu berambut pirang itu mendapat kuasa pendampingan hukum dari Ketua DPD KNPI Provinsi Riau.
Sesampainya di Komplek Gedung BCA Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, rombongan keluarga ahli waris beserta Ketua KNPI Provinsi Riau langsung bergegas menuju lantai 1 (satu), lalu mengambil nomor antrian.
Berselang hampir 30 menit kemudian, Ketua KNPI Provinsi Riau bersama ahli waris itu langsung duduk berhadapan dengan Customer Service (CS) BCA.
Argumentasi pun disampaikan Ketua Larshen Yunus, namun CS yang awalnya menerima maksud dan tujuan mereka, justru langsung pergi menuju ruang pimpinan.
Hampir 40 menit berlalu, akhirnya muncul lelaki setengah tua yang bernama Kasim. Pria itu mengaku Pimpinan di BCA dan dengan percaya dirinya membuka Layar komputer seraya menunjukkan poin-poin peraturan yang berlaku dari Bank yang dipimpinnya.
Dugaan modus kejahatan perbankan mulai terendus dan aroma busuk pun mulai tercium. Penyampaian Kasim yang awalnya merasa seperti orang paling benar dan pintar, akhirnya terjebak dengan narasi yang menyesatkan. Kalimat dan penyampaiannya justru tidak mendasar.
Dimintai komentarnya, hari ini Kamis (24/8/2023) Larshen Yunus selaku Ketua DPD KNPI Provinsi Riau ini mengatakan, bahwa praktek haram kejahatan perbankan mulai ketahuan, BCA Pekanbaru itu wajib menjelaskan permasalahan tersebut. Masyarakat sebagai nasabah harus diberi Informasi yang baik dan benar.
"Ibu ini Janda Miskin merupakan salah satu dari sekian banyak nasabah bank yang tetap Ikhtiar dan pantang menyerah dalam memperjuangkan hak-haknya. Selaku anak kandung dari pemilik buku rekening, ibu ini sudah melengkapi setiap persyaratannya, namun justru pihak Bank bermain-main dengan nasib seseorang. Ini tidak bisa dibiarkan. Aparat Penegak Hukum (APH) mesti turun tangan. Tolong Janda Miskin ini. Alasan pak Kasim dan CS di BCA ini sangat tidak masuk akal," ujar Larshen Yunus.
Direktur Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana ini memastikan, bahwa pihaknya segera lakukan tindakan yang lebih serius lagi. Kasim selaku pimpinan BCA di Bank itu wajib bertanggung jawab atas segala penyampaiannya.
"Ada-ada saja jawaban dan alasan mereka itu. Katanya aturan dari Bank, yakni dari BCA wajib mengikuti penetapan dari institusi sebelumnya, sementara ketika ditanya, Kasim tidak bisa menjawab, terkait syarat pencairan uang atas hak ahli waris itu mesti diteken dan atau ada surat kuasa dari kesembilan Anak, padahal faktanya aturan itu tidak ada tercantum," ungkap Larshen Yunus menegaskan.
Alumni dari Sekolah Vokasi Mediator, PMI Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu juga menegaskan, agar pihak BCA jangan bersandiwara. Masyarakat yang menjadi nasabahnya wajib diberikan edukasi sejujurnya.
"Dari kata demi kata, kalimat atas kalimat yang keluar, terkesan pak Kasim tidak mencerminkan Pimpinan di BCA Pekanbaru. Bahasanya selalu ngelantur dan terkesan ngawur ntah kemana. Sementara solusi dan titik terang tak juga disampaikan. Memangnya uang 43 Juta Rupiah lebih milik Janda Miskin ini mau dikemanakan. Kok pihak Bank terkesan aneh seperti ini," tukas Larshen Yunus seraya mempertanyakan.
Ketua KNPI Riau Ajak APH Selidiki Dugaan Kasus Penipuan Janda Miskin di BCA Pekanbaru
Hingga berita ini diterbitkan, Kamis (24/8/2023), lagi-lagi DPD KNPI Provinsi Riau, selaku Induk dari semua Organisasi Kepemudaan (OKP) terbesar dan tertua di Republik ini memastikan agar pimpinan dari Bank tersebut bersikap.
" Bank wajib mengeluarkan hak-hak yang dimiliki Nasabah, termasuk hak para ahli waris. Kepada APH juga kami minta untuk segera melakukan penyelidikan, apakah kejahatan perbankan ini benar-benar terjadi atau justru berupa niat jahat lainnya. BCA Pekanbaru wajib menghadirkan solusi atas polemik yang dihadapi Janda Miskin tersebut," katanya lagi.
Terpisah, guna menghormati sekaligus menjalankan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Undang-Undang Pers, media ini mencoba menelusuri nomor HP/WA pimpinan BCA Pekanbaru atas nama Kasim, namun justru yang ditemukan hanya nomor telepon kantor, yang juga enggan diangkat. (*)


Berita Lainnya
Kejati Riau Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Video Wall Pemkot Pekanbaru
Wako Dumai Esok Gelar Pelantikan Eselon, Seluruh ASN Dikabarkan Dilarang Bepergian Keluar Daerah
Bagaimana Kelanjutan Nasib Tenaga Honorer yang Mau Dihapus?
Walikota Dumai Melepas Kepulangan Pasien 01 Yang Sudah Sembuh
RGB & DPK ALUN Dumai Gelar Baksos di Bulan Ramadhan
Marzuki Terpilih Jadi Ketua RT 06 Teluk Binjai Periode 2020-2023
Walhi: Pemda Harus Prediksi Bencana Banjir Kurangi Kerugian Besar
Selama Operasi Seulawah 2020, 693 Kendaraan Ditilang
Oknum Camat Minta Satu Ekor Sapi Kurban, Pedagang Ogah dan Memilih Pindah Berdagang
Bupati dan Forkompimda Kabupaten Bekasi Siap Lakukan Vaksinasi Tahap Pertama
Ketua ORSOS SMPS: Fakir Miskin dan Orang Terlantar Menjadi Atensi Kita Bersama
Sigap Atasi Kejadian, PT KPI RU Dumai Lanjutkan ke Proses Recovery