Bahaya Penggunaan Pupuk Kimia Bagi Tanah
Oleh: Endrio Febrianda
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dibidang pertanian sudah menjadi kebiasaan masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai petani, bahkan sudah bisa dikatakan ketergantungan.
Hal ini tentu mengancam kesuburan tanah itu sendiri, bagaimana tidak penggunaan pupuk kimia secara terus menerus sama saja meracuni dan mengurangi kesuburan tanah secara perlahan, ini tentu saja mengancam perekonomian masyarakat yang bergerak khususnya dibidang pertanian.
Kita ambil contoh saja kepada salah satu produk pupuk kimia yaitu urea, didalam pupuk urea tersebut terkandung senyawa Nitrogen Sebanyak 48% dan 58% lainya adalah senyawa pengikat, yaitu amoniat.
Dari semua unsur tersebut senyawa/zat yang dibutuhkan oleh tanaman hanyalah Nitrogen saja lalu senyawa lainya digunakan untuk apa?. Banyak yang tidak tau kegunaan bahan yang 52% ini untuk apa.
Sebagaimana yang sama sama kita ketahui Senyawa Nitrogen ini adalah zat yang mudah menguap, sehingga tidak memungkinkan digunakan untuk pertanian, sementara ini adalah zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, nah jadi untuk mengikat zat nitrogen ini maka dibutuhkan amoniat sebagai pengikatnya. Sementara Amoniat ini adalah racun, yang dapat merusak kesuburan tanah, jadi dapat disempukan penggunaan pupuk kimia urea ini secara terus menerus sama saja kita meracuni tanah itu sendiri.
Untuk perlu kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, karena lama kelamaan penggunaan pupuk kimia yang digunakan secara terus menerus dapat menimbulkan kerugian sendiri bagi petani, bahkan dapat mematikan perekonomian mereka, yang bergerak dibidang pertanian.
Dan juga perlu diketahui jika tanah sudah rusak akibat penggunaan kimia yang berlebihan maka dibutuhkan waktu yang bertahun tahun untuk bisa melepaskan tanah dari zat kimia ini, untuk mari kita kurangi penggunaan pupuk kimia dengan menggunakan pupuk organik, kandungan yang ada dalam pupuk organik ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, selain itu biaya yang dikeluarkan juga lebih murah dibandingkan pupuk kimia, dan juga pupuk organik juga mudah mendapatkanya, seperti dari kotoran sapi, ayam dan hewan ternah lainya, dan juga dapat diperoleh melalu fermentasi sampah organik rumah tangga lainya. (Rls/Nofri)


Berita Lainnya
Rumor Pencabutan Kartu Liputan CNN Indonesia dan Ujian Kebebasan Pers
Jokowi Teken Aturan Gaji ke-13, Segini Besarannya
Waspada Bahaya Radikalisme dan Terorisme
Soroti Dunia Pendidikan, Jurnalis Kritisi Wakil Rakyat Tangerang Minin Respon
Memaknai Kata Janji
'Kader Instans vs Kader Militan'
Aktif Wujudkan SDG's, KPI RU Dumai dan Sungai Pakning Raih Predikat Gold di Ajang ISDA 2022
EVALUASI ORGANISASI
Peran Manajemen Pemasaran dalam Perspektif Teamwork
Lantik DPW dan DPD PAN se-Riau, Zulhas Minta Pengurus Fokus Bantu Rakyat
Kader Tinggalkan Partainya demi Maju Pilkada, Ini Kata Pengamat
Hentikan Kriminalisasi Pers di Belitung