Penampakan Setumpuk Uang Mahar-Momen Pria Arab Nikahi Sarah
CIANJUR, PANTAUNEWS.CO.ID - Sarah (21) tewas di tangan Abdul Latif (48). Korban disiksa dan disiram air keras oleh pria Arab tersebut.
Pernikahan keduanya berumur 1,5 bulan. Mereka nikah siri.
Sebelumnya, Sarah sempat empat kali menolak dinikahi Abdul Latif. Namun setelah proses panjang, dengan berbagai bujuk rayu dan janji manis, Abdul Latif akhirnya menikahi wanita asal Cianjur tersebut.
Uang sebanyak Rp 150 juta menjadi mahar nikah pria Arab itu. Salman (60), ayah tiri korban, mengatakan mahar sebesar Rp 150 juta tersebut bukan merupakan permintaan dari keluarga namun ditawarkan pelaku. Pihak keluarga memperlihatkan sejumlah foto saat momen Abdul Latif-Sarah menikah, tampak setumpuk uang mahar pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
"Bukan keluarga yang meminta mahar segitu, tapi memang Abdul Latif yang dari awal bilang mau memberi mahar sebesar itu," ujar Salman, Jumat (26/11/21).
Menurutnya, uang mahar tersebut langsung diberikan secara utuh, saat proses ijab kabul. Dari foto itu, pernikahan siri Abdul Latif dan Sarah dihadiri keluarga korban serta seorang tokoh agama setempat.
"Sudah diberikan semuanya, sebesar Rp 150 juta," ucap Salman.
Namun, pernikahan dengan mahar fantastis itu malah membawa petaka. Setelah 1,5 bulan menikah, korban dibunuh pelaku secara keji dengan disiram air keras. Sarah meninggal pada Sabtu (20/11) usai kritis selama 18 jam. (*)


Berita Lainnya
15.625 Paket Sembako Mulai Dibagikan ke 12 Kecamatan di Pekanbaru
Ketua DPRD Pelalawan Sayangkan Pengadangan Tim LAMR oleh Security PT Arara Abadi
Para Kepala Suku di Penggunungan Tengah Papua Dukung Otsus Diperpanjang
Mangkir Dipanggil DPRD, Kadiskes Pekanbaru Harus Gentleman
Samudi Siap Maju Di Pilkades Mauk Barat
Kades Sukaharja Gelar Santunan Yatim dan Dhuafa
Kegiatan Sosial Donor Darah , PAC Dumai Timur Ikut berpartisipasi
Karang Taruna Cimone Jaya Berikan Bantuan Korban Banjir
Praktisi Media: Hendri Harus Memberikan Keterangan Sesungguhnya
Dadan Permadi, Konten Kreator Tetap Eksis di Tengah Pandemi
Ingin Bangun Infrastruktur Tapi Dana Tak Cukup, Ini yang Dilakukan Gubri
Permintaan Maaf