Diduga Lompat ke Bengawan Solo, Kakek di Sragen Belum Ditemukan

SRAGEN, PANTAUNEWS.CO.ID - Seorang kakek asal Sragen, Jawa Tengah, berinisial P (68) diduga nekat terjun ke Bengawan Solo, tepatnya di jembatan gantung Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran. Hingga operasi pencarian ditutup sore tadi, tim SAR gabungan belum menemukan korban.
"Hingga operasi ditutup sekitar pukul 16.30 WIB, pencarian masih nihil. Survivor belum berhasil ditemukan," ujar koordinator Basarnas pos SAR Surakarta, Arif Sugiyarto, dihubungi detikcom, Minggu (7/2/2021).
Pencarian hari ini, dilakukan dengan menyusuri sepanjang Bengawan Solo sejauh 500 meter dari Jembatan Kliwonan. Sekitar 200 personel tim SAR gabungan dikerahkan untuk mencari korban.
"Hari ini dua grup perahu LCR dikerahkan untuk penyisiran. Sementara total personel sekitar 200 orang. Untuk kendala memang debit air cukup tinggi sehingga arusnya cukup deras," imbuhnya.
Arif mengatakan malam ini pihaknya melakukan pemantauan di sepanjang bantaran sungai menggunakan lampu. Operasi pencarian korban akan kembali digelar esok hari.
"Rancana besok dimulai lagi kurang lebih pukul 07.00 WIB," tegasnya.
Korban sendiri dilaporkan hilang pagi tadi. Menurut kesaksian warga, korban terlihat mondar-mandir di jembatan sebelum hilang.
"Kami menerima laporan sekitar pukul 06.38 WIB. Warga melihat yang bersangkutan memakai sepeda motor dan parkir di pinggir jembatan. Setelah sempat mondar-mandir, warga kemudian tidak melihat lagi keberadaan korban," ujar Kepala BPBD Sragen, Sugeng Priyanto, dalam keterangannya kepada wartawan.
Sugeng mengatakan warga hanya menemukan sandal dan sarung milik korban berada di atas jembatan. Warga kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang.
"Begitu mendapatkan informasi, kami segera menerjunkan tim TRC BPBD Sragen untuk assesment. Hasilnya disimpulkan segara dilakukan pencarian di sepanjang aliran Bengawan Solo," paparnya.
Sugeng menerangkan, hasil kajian yang dilakukan petugas korban adalah P (66), warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen. Berdasarkan keterangan pihak keluarga, lanjutnya, korban diduga mengalami depresi.
"Diduga depresi karena sakit paru sudah lama. Sekitar dua minggu yang lalu sempat bilang sama anaknya akan mengakhiri hidupnya kalau saudara tidak menjenguk," imbuhnya. (*)
Berita Lainnya
Main Kucing-kucingan Terkait Jam Operasional, GN-PK Dumai: Apa Sengaja Didiamkan atau Ada Dugaan Konspirasi ?
Ditemukan Kapal Terdampar di Pulau Bengkalis. Ada 5 WNA
Bupati Matim Tinjau Langsung Proyek Pengerjaan Jalan
Pangdam XVII/Cenderawasih Pimpin Upacara Serah Terima Jabatan dan Tradisi Korps Pejabat Kodam
Pesepeda di Pekanbaru Tewas Diseruduk Pajero Ugal-ugalan
WNI yang Pulang dari Negri Jiran,Wajibkan Mengikuti Protokol Kesehatan Covid-19
Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto Apresiasi Keberhasilan Program Jaga Kampung Polda Riau
Unggahan Video Asap dan Debu PT. Meridan Surya Sejati Plantition dan PT. Semen Padang Saat Perayaan HUT Kemerdekaan RI Ke-74
Kadis Pendidikan Kota Tangerang Akan Merekomendasi Workshop Pendidikan Gratis
PWRI Kota Dumai Ucapkan Selamat Hari Bhayangkara ke 74
Kehadiran J –Mex Pub KTV, Berikan Pilihan Selera Penikmat Hiburan di Kota Dumai
Ajak Warga Terapkan Prokes, Koramil Jawai Turun Ke Desa