PILIHAN
Politisi NasDem soal Anies Bicara Pentingnya Narasi: Tak Cocok Jadi Presiden
![]() |
| Irma Suryani Chaniago (Foto; Net) |
Jakarta (PantauNews.co.id) - Partai NasDem mengomentari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menekankan pentingnya narasi dalam menjalankan sebuah aksi. Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago balik menyindir Anies dengan menyebut bahwa akademisi tak cocok menjadi kepala daerah, apalagi presiden.
"Begini, itulah bedanya pendidik dan tukang kayu atau pengusaha. Pendidik bicara teori, sedangkan tukang kayu action (kerja). Makanya banyak ilmuwan atau akademisi nggak cocok jadi politisi atau jadi pimpinan wilayah, daerah, apa lagi presiden," kata Irma kepada wartawan, Sabtu (14/12/2019).
Anies sendiri diketahui pernah menjabat sebagai rektor Universitas Paramadhina. Dia juga menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar.
Kembali ke Irma. Dia lalu menjelaskan mengapa akademisi tidak cocok menjadi kepala daerah. Menurutnya, karena akademisi harus lebih dulu membuat narasi. Sementara seorang pemimpin dituntut bekerja cepat.
"Kenapa (akademisi nggak cocok jadi kepala daerah)? Karena rata-rata mereka bicara teori dan juga mengadvokasi, sehingga ketika diminta jadi pemimpin atau jadi pimpinan kurang cocok, karena akan jadi lamban (karena harus bikin narasi lebih dulu dan lain-lain, juga kurang berani/banyak pertimbangan). Sedangkan menjadi pimpinan atau pemimpin selain harus cepat, juga harus berani," sebutnya.
Irma juga berpandangan bahwa seorang pendidik tak biasa kerja dengan tim. Hal itu juga yang menurutnya menjadi penyebab mengapa pendidik tidak cocok menjadi pemimpin.
"Seorang pemimpin selain harus berani, tentu juga punya perhitungan yang matang dalam mengambil keputusan, karena mereka juga gunakan SWOT (strength, weakness, opportunities, dan threats) dalam melaksanakan program kerja," ujar Irma.
"Pemimpin tidak bekerja sendiri. Pemimpin punya tim, sementara pendidik biasanya one man show. Itu kenapa jadi kurang maksimal ketika beralih fungsi jadi politisi atau pemimpin. Karena pendidik terbiasa memberi saran dan dimintai saran," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan pentingnya kata-kata dalam menjalankan sebuah aksi. Anies menegaskan aksi dan karya harus disertai narasi.
"Jangan pernah remehkan kata-kata, ini semua disampaikan pakai kata-kata, kalau kata-kata nggak penting, tutup online itu, media tutup, TV tutup, karena di situ ada pesan dengan naratif, jadi teman-teman ini harus diwujudkan ujungnya pada aksi, jangan sampai action tanpa narasi, you go nowhere," kata Anies saat bicara di depan para milenial di acara Milenial Fest 2019 di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Sabtu (14/12).
Sumber: Detik.com



Berita Lainnya
15.625 Paket Sembako Mulai Dibagikan ke 12 Kecamatan di Pekanbaru
Tak Berotak, Paman Kandung Hamili Keponakan Sendiri Masih Dibawah Umur
KIRIMAN VIDEO PRABOWO DI PAGI SUBUH
Anggota Komisi XI DPR RI Minta Jangan Hanya Dana Desa Saja yang Dianggarkan dalam RAPBN 2020
Di Kota Tangerang, TPQ dan TKQ Seakan Luput dari Perhatian Legislatif dan Eksekutif
DPRD Pelalawan Minta PT PSJ Ganti Kebun Sawit Petani
Satgas DPC Dumai Matangkan Persiapan Pelantikan Serentak GRIB Se-Provinsi Riau
Dilantiknya Himarohu-Riau 2020 - 2022, Bupati Rohul Berharap Mahasiswa Memberikan Sumbangsih dan Pemikirannya
Pengurus Gabpeknas DPD Kabupaten Tangerang Periode 2022-2027 Dilantik
Pemdes Kadilangu Kabupaten Kendal Lakukan Vaksinasi Lansia
Serap Aspirasi, Anggota DPRD Dumai Termuda Reses Perdana di RT 05 Teluk Binjai
Erwan Susilo Resmi Pimpin PSP Bukit Kapur, Ketua SPN Dumai: Segera Kembangkan Basis Serikat Pekerja