Kehadirannya Sudah Buat Resah, Warga Seberida Siap Melawan Sekelompok Preman
INHU, PANTAUNEWS.CO.ID - Masyarakat Desa Seberida Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Inhu, Riau merasa resah terhadap kehadiran sekelompok orang yang membuat keonaran didesa mereka.
Karena sebelum datang sekelompok orang bergaya preman situasi di Desa Seberida tenang dan aman damai.
"Selama bertahun-tahun kehadiran PT NHR sangatlah memberi manfaat bagi masyarakat sekitar Desa Seberida dan Kecamatan Batang Gansal. Tapi entah mengapa dalam beberapa hari belakangan ini kami merasa sangat terganggu dengan kehadiran preman-preman dari luar desa dan kecamatan kami," Bujang, warga Desa Seberida kepada media ini, Rabu (28/12).
Menurutnya, aksi premanisme ini sudah keterlaluan karena sedikit banyak telah mengganggu akfitas perekonomian masyarakat sekitar perusahaan.
"Sudah beberapa kali begini kok aparat penegak hukum hanya menonton, memvideokan melalui hand phone. Lalu kongkow dan duduk duduk saja.
Dalam hati saya berkata, apakah di negeri yang saya cintai ini masih adakah hukum," kata Bujang, heran.
Masihkah aparat hanya sekedar jadi penonton disaat sendi-sendi ekonomi masyarakatnya terganggu.
Dikatakannya lagi, bahwa PT NHR telah banyak.menerima warga tempatan untuk menjadi pekerja di perusahaan itu.
Bahkan, buah kelapa sawit (TBS) milik warga sekitar juga masuk ke PKS PT NHR.
Namun jika mesin pabrik dimatikan oleh karena jalan masuk dipasang plang oleh orang-orang yang tidak jelas status hukumnya maka dapat disimpulkan berapa besar kerugian itu.
"Karena perilaku dari sekelompok orang yang tidak jelas status hukumnya, sudah berapa kerugian kami," tegas Bujang dengan kesal.
Bujang menambahkan, kekesalan warga sekitar sepertinya sudah memuncak.
"Andaikan tidak ada tindakan tegas lagi dari aparat penegak hukum, ya jangan salahkan kami, warga disini dan para pekerja PT NHR, bergabung untuk melawan premanisme. Jika perlu kami panggil sanak ponaan kami dari luar Desa Seberida dan Kecamatan Batang Gangsal ini. Sebab, amarah warga sudah pada puncaknya," tandasnya.
Kata Bujang lagi, setiap melintas dijalan desa, mereka melihat plang tersebut dan merasa miris.
"Investasi adalah aset daerah dan desa kami dibuat seperti ini hanya karena gara-gara persoalan internal mereka banyak masyaralat yang rugi. Serta ikut campurnya pihak-pihak yang manfaatkan situasi jadi runyam begini terang bujang," pungkasnya.
Dengan suara keras dan nada tinggi, Bujang berkata, seandainya ini masih terjadi maka dia dan rekan-rekannya, para karyawan PT NHR, benar-benar akan melawan dengan segala cara.
"Walau akhirnya kami harus berhadapan dengan sekelompok preman-preman itu," tutupnya. (stone)


Berita Lainnya
Tingkatkan Kenyamanan, Polsek Bukit Kapur Lengkapi Sarana Pelayanan Publik
Green For Riau, Bupati Rohil Melaui DLH Rohil Terbitkan SE Gerakan Penanaman Pohon Bagi ASN dan PTT
Meliput Isu Imigran dan Pengungsi Perlu Komprehensif
Pisah Sambut Kapolres Rokan Hulu Digelar di Pendopo Rumdis Bupati
Pelayanan Penyeberangan RoRo di Tanjung Buton Riau Lumpuh, Ini Rutenya
Ketum LAMR: Hindari Perbedaan, Warna dan Kelompok, Pilkada Sudah Usai!
Wabup Rohil Hadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan RUPS tahunan 2021 Bank Riau Kepri di Pekanbaru
Sekda Kota Dumai, H. Indra Gunawan, S.IP, M.Si Hadiri Pelantikan Pengurus Persatuan Lima Puluh Kota Payakumbuh
Maju sebagai Cakades Muda, Ini Persiapan Andres
Apical Perbaiki Turap Parit di Dumai untuk Mencegah Banjir
Sosialisasi Green Policing, Polsek Simpang Bersama Guru dan Murid SDN 03 Simpang Kanan Tanam Bibit di Sekolah
PETI Beroperasi Sekian Lama, Kades Semelinang Tebing Bungkam Dikonfirmasi