PILIHAN
Nasib Pahlawan Gugus Depan Memperjuangkan Pasien Corona
![]() |
| Foto: Ilustrasi ,Net |
Dumai (PantauNews.co.id) - Pahlawan muncul di tengah wabah Corona Covid-19, yakni para dokter dan perawat yang ada di garda terdepan. Demi tugas, mereka meninggalkan rumah, berpisah dari orang-orang terkasih, entah kapan bisa bersua kembali.
Dokter dan perawat mendekat ke potensi bahaya, dengan pelindung yang tidak memastikan mereka aman dari tertulas wabah berbahaya ini, ketika banyak orang mengaku bosan dan mati gaya karena 'dipaksa' tinggal di dalam rumah.
Bagi petugas medis, itu bukan pilihan. Pekerjaan menyelamatkan nyawa pasien mustahil bisa dilakukan secara online atau daring, dengan memindahkan laptop atau komputer ke rumah.
Sampai-sampai nyawa pun jadi taruhannya. Seorang perawat berusia 37 tahun menjadi pejuang pertama yang gugur dalam tugas. Ia dilaporkan menjadi suspect Covid-19 usai melakukan kontak dekat dengan pasien positif.
Belakangan, kabar duka kembali terdengar. Tiga dokter meninggal dunia terkait Corona Covid-19. Yakni, dokter spesialis saraf Hadio Ali Khazatsin, spesialis bedah Djoko Judodjoko, dan spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) Adi Mirsa Putra.
Dari informasi yang di rangkum dapat kita bayangkan betapa sulitnya posisi mereka dalam bertugas menangani pasien corona ini.
Harapan masyarakat agar Pemerintah memposisikan para pahlawan di gugus depan melawan covid ini di akomodir segala kebutuhan mereka baik materi maupun kebutuhan serta keperluan mereka, jangan cuma dijadikan alat ataupun seremonial belaka untuk mengejar anggaran yang sebagiannya harus di peruntukkan buat mereka.
Dari pantauan dilapangan dan dari sumber yang sangak kredibel serta terpercaya yang tidak mau namanya disebutkan, menginformasikan bahwa salah satu janji pemerintah Kota Dumai yang menganggarkan dana APBD sebesar 100 miliar rupiah yang pengunaannya salah satu terhadap petugas medis.
Khusus penanganan corona, bahwa mereka para tim medis dokter dan tenaga medis lainnya yang bertugas merawat pasien positif COVID-19 akan diinapkan di hotel selama 14 hari atau lebih dan ditambah biaya makan minum, karena mereka tidak boleh pulang kerumah.
Sampai saat berita ini di turunkan para dokter dan tenaga medis tersebut belum menerima dana yang di alokasikan buat mereka.
Penulis: Dedi Saputr



Berita Lainnya
Sinergitas Babinsa dan Bhabinkamtibmas Bangun Rumah Untuk Warga yang Kurang Mampu
Tokoh Masyarakat Melayu, H.Awaludin Dukung Perjuangan Politik DPD Partai Perindo Kota Dumai.
Kapolri - Masalah pekerja asing Dari China
TIMNAS U-16 Indonesia Jumpa Thailand di Semifinal
Ketum FBB Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Al Muktabar Sebagai Pj Gubernur Banten
Sambil Nunggu Sahur, Didi Mural Torehkan Karyanya
Coffe Morning Bersama Insan Pers, Pelindo Dumai Berharap Hubungan Semakin Baik
Sebanyak 20 Pejabat di Dinkes Banten Ajukan Pengunduran Diri dari Jabatan
Dampak Karhutla, Seekor Ular Phyton Mati Terpanggang
Apical Group Respon Positif Kehadiran PJS Riau, Martin: Mari Kita Bangun Sinergitas
PT KPI Unit Dumai dan Sei Pakning Raih Penghargaan Communitas Awards 2023 dari Amerika Serikat
Gubernur Jateng Kirim 18 Relawan dan Bantuan Untuk Korban Bencana NTT