Mau Dibawa ke Mana Dunia Pendidikan Riau?
Seragam Sekolah Melambung, Pejabat Bungkam Aktivis 98 Erwin Sitompul Angkat Bicara
PANTAUNEWS, PEKANBARU –23 Agustus 2025, Dunia pendidikan di Provinsi Riau kembali menjadi sorotan. Harga seragam sekolah yang melambung tinggi memicu kegelisahan para orang tua. Dari penelusuran sejumlah media, ditemukan bahwa ada sekolah yang menjual satu stel seragam sekolah dengan harga mencapai Rp575.000. Namun, alih-alih mendapat penjelasan, publik justru mendapati sikap bungkam dari para pemangku kebijakan.
Gubernur Riau dan Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau enggan memberikan tanggapan ketika dikonfirmasi. Bahkan, isu dugaan intervensi salah satu oknum pejabat dinas terkait urusan penjahitan seragam sekolah pun tidak beroleh klarifikasi.
Di tengah kebisuan pejabat, wartawan mencoba meminta pandangan Erwin Sitompul, S.Pd., aktivis pendidikan Riau sekaligus Aktivis 98. Namun, Erwin memilih berhati-hati memberikan komentar. “Saya trauma,” ujarnya. Ia mengungkap bahwa pada 1 April lalu, pukul 20.00 WIB, dirinya pernah ditelepon Plt. Kadisdik Riau dan dituduh memprovokasi, hanya karena memperjuangkan hak gaji guru bantu Provinsi Riau yang belum dibayar tepat waktu.
“Saya ini ikhlas memperjuangkan hak gaji guru bantu jenjang TK, SD, dan SMP di 10 kabupaten/kota se-Riau, berjumlah sekitar 946 orang. Demi Allah, satu rupiah pun saya tidak mengharap atau menerima imbalan. Tapi saya malah dituduh memprovokasi. Hati saya tergores, tersayat. Sampai sekarang saya masih trauma,” tutur Erwin dengan nada getir.
Erwin mengaku tidak habis pikir mengapa pejabat yang telah menuduhnya seperti itu masih diberi kepercayaan untuk memperpanjang jabatan.
“Saya no comment soal seragam mahal. Cukuplah Allah yang membalas. Saya yakin, kebenaran akan menang. Allah itu Maha Adil,” ucapnya.
Pernyataan Erwin menggambarkan kekecewaan mendalam terhadap tata kelola pendidikan di Riau. Sementara harga seragam yang tinggi menambah beban orang tua, pejabat terkesan menghindar dari tanggung jawab publik.
Pertanyaan mendasar pun muncul: mau dibawa ke mana dunia pendidikan Riau, jika suara kritis malah dibungkam dan problem nyata diabaikan?
Isu mahalnya seragam sekolah bukan sekadar soal harga kain dan ongkos jahit, melainkan potret lemahnya pengawasan dan minimnya keberpihakan terhadap rakyat. Hingga kini, publik masih menanti keberanian pemerintah provinsi untuk menjawab kegelisahan masyarakat—bukan dengan diam, melainkan dengan tindakan nyata.


Berita Lainnya
Usung Tama "Bangkit Energi Lebih Kuat" , Pertamina Dumai Selenggarakan Perlombaan Tingkat SMA
Suasana Hangat dan Kebersamaan Iringi Acara Sertijab Sekretaris Kominfo Rohil Dari Aljabar Ke Juliandra, SH
Madu Lebah Murni: Rahasia Manis Pengganti Gula yang Menyehatkan, Berdasar Data Ilmiah
Putra Pertama Anggota DPRD Dumai ini Terpilih Pimpin IPRY-KKD, Simak Beritanya!
KA FIA Unilak Gelar Silaturahmi Akbar dan Parade Musik: Merajut Kebersamaan Alumni lintas Generasi
Masa Pandemi Covid-19, SDN Bunder IV Cikupa Tetap Berprestasi
Dalam Meningkatkan Kegemaran Membaca, Apical Grup melalui PT SDS Berpartisipasi Dalam Expo Literasi
Peringati Hari K3, PT Sari Dumai Sejati Lakukan Kegiatan Dalam Menjaga Kebugaran
SMKN 3 Dumai Juara Harapan Satu Tingkat Nasional Teknik Mengelas
Jabat Hampir Selama 8 Tahun, Juzmilita Resmi Pindah Tugas di SMKN 3 Dumai
PT KPI RU Dumai Raih Sejumlah Penghargaan Dalam Event BOC-BOD Retreat PT KPI
Soroti Biaya Baju Sekolah SMA/SMK, Aktivis Pendidikan Lapor Gubri