• Home
  • Opini
  • Riau
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • Olahraga
  • Nasional
  • Politik
  • Edukasi
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Sumatera
  • Hukrim
  • More
    • Kesehatan
    • Internasional
    • Video
    • News
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • #Galeri
  • Indeks
PILIHAN
DPRD Dumai Matangkan Regulasi Kepariwisataan, Dorong Kontribusi Pariwisata untuk PAD
29 Juli 2025
MK Tolak Gugatan, Paisal-Sugiyarto Siap Dilantik Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai
04 Februari 2025
Polres Dumai Tutup Tahun 2024 dengan Deretan Prestasi dan Komitmen untuk Keamanan Kota
31 Desember 2024
Keberhasilan Walikota Dumai dalam Membangun Infrastruktur, Kesehatan, Pendidikan, dan Lapangan Kerja
19 Mei 2024
Apical Dumai Lakukan Normalisasi Parit di Lingkungan Warga Sekitar Perusahaan
03 Mei 2024

  • Home
  • Ekonomi

Pantas Ekonomi RI Mentok di 5,02%, Inikah Penyebebnya ?

Redaksi

Selasa, 05 November 2019 21:23:00 WIB
Cetak

Jakarta (PantauNews.co.id) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2019 tercatat 5,02% year-on-year (YoY), laju terlemah sejak kuartal II-2017. Faktor eksternal yang kurang kondusif plus domestik yang kurang mendukung membuat pertumbuhan ekonomi domestik sulit untuk dipacu lebih cepat.

Dari sisi eksternal, indikator yang paling terlihat tentu ekspor. Pada kuartal III-2019, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor barang dan jasa hanya tumbuh 0,02%. Jauh melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang naik 8,08%.

Apa yang terjadi terhadap ekspor Indonesia juga dialami oleh negara lain. Organisasi Perdagangan Dunia memperkirakan pertumbuhan ekspor global tahun ini hanya 1,2%. Melambat dibandingkan proyeksi yang dibuat pada April yaitu 2,6%.

Situasi gloomy ini diperkirakan masih berlanjut pada 2020. WTO memprediksi pertumbuhan perdagangan dunia tahun depan adalah 2,7%, melambat dibandingkan perkiraan April yaitu 3%.

"Perlambatan perdagangan dunia memang mencemaskan, tetapi tidak mengejutkan. Friksi dagang membuat ketidakpastian semakin nyata yang membuat dunia usaha mengurangi produktivitas. Penciptaan lapangan kerja juga terancam karena dunia usaha tidak membutuhkan tambahan untuk memproduksi barang di level yang sekarang," papar Roberto Azevedo, Direktur Jenderal WTO, dalam keterangan tertulis.

Risiko utama yang membayangi perekonomian dunia saat ini adalah perang dagang, utamanya yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi ini sudah terjadi lebih dari setahun terakhir.

Saat AS kesulitan mengekspor ke China dan sebaliknya, maka industriawan di kedua negara merespons dengan mengurangi produksi. Pada September, output manufaktur AS turun 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan output manufaktur di China masih tumbuh 4,2% YoY, tetapi merupakan laju terlemah setidaknya sejak 2006.

Kala pengusaha di AS dan China mengurangi produksi, permintaan bahan baku dan barang modal dari negara-negara lain ikut turun. Padahal AS dan China adalah negara tujuan ekspor utama bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Inilah sebabnya ekspor Indonesia mengalami kontraksi selama 11 bulan beruntun.

Faktor eksternal juga mempengaruhi salah satu komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) adalah Penanaman Modal Tetap Bruto alias investasi. Pada kuartal III-2019, investasi hanya tumbuh 4,21%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 5,01% dan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,96%.

Laporan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) edisi Oktober 2019 menyebutkan, arus investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) secara global turun 20% pada paruh pertama 2019. Lagi-lagi perang dagang menjadi penyebabnya.

"Kondisi ini disebabkan oleh ketidakpastian di bidang perdagangan. Selain itu, insentif pajak di AS membuat perusahaan di sana memilih untuk menunda investasi di luar negeri," sebut laporan OECD.

Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah Melambat

Di luar faktor eksternal itu, situasi dalam negeri juga kurang mendukung ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi. Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 56,52% dari pembentukan PDB Indonesia, hanya tumbuh 5,01% pada kuartal III-2019. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,17% dan menjadi laju terlemah sejak kuartal I-2018.

Masalahnya, keyakinan konsumen di Indonesia semakin melemah. Bank Indonesia (BI) melaporkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober berada di 118,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 121,8.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Angka di atas 100 menandakan konsumen masih optimistis menghadapi kondisi perekonomian saat ini dan masa mendatang.

Namun IKK Indonesia menunjukkan penurunan yang konsisten dalam lima bulan terakhir. Bahkan angka Oktober merupakan yang terendah sejak Februari 2017.

Artinya, konsumen memang masih pede menghadapi situasi ekonomi saat ini dan masa mendatang. Namun optimisme itu memudar, terlihat dari rata-rata porsi pendapatan rumah tangga untuk konsumsi turun dari 68,8% pada September menjadi 68% pada Oktober. Porsi tabungan terhadap pendapatan naik dari 19,4% menjadi 19,8%.

Satu lagi adalah konsumsi pemerintah. Kondisinya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, belanja negara masih menumpuk pada akhir tahun.

Pada kuartal III-2019, konsumsi pemerintah hanya tumbuh 0,98%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 8,25% dan periode tahun sebelumnya yaitu 6,27%.

Mengutip dokumen APBN Kita, belanja negara per akhir Agustus 2019 adalah Rp 1.383,33 triliun atau 56,4% dari pagu. Ini sebenarnya kurang sehat, karena belanja pemerintah hanya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jelang akhir tahun.

Baca:Menkeu Belum Juga Rilis Realisasi APBN September, Kenapa?

Situasi global memang berat, gara-gara perang dagang ekspor dan investasi Indonesia terus menurun. Namun kurang bijak kalau kita menyalahkah kondisi global saja.

Faktor domestik, yang sebenarnya bisa dikendalikan oleh pemerintah dan otoritas lainnya, juga melambat. Andai konsumsi rumah tangga dan pemerintah bisa lebih baik, amat sangat mungkin sekali pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak 'cuma' 5,02%.

Sumber: CNBC Indonesia


[Ikuti PantauNews.co.id Melalui Sosial Media]


PantauNews.co.id

Tulis Komentar


Berita Lainnya

Bersama PWI Dumai, Pasar Modern KDC Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru

Gagal Bipartit, Serikat Pekerja Nasional Adukan 2 Perusahaan Sekaligus Ke Dinas Tenaga Kerja

Shopee Dukung Kemajuan Generasi Talenta Digital Indonesia

Dorong Investasi Hilir Migas, Kementerian Investasi/BKPM Sambangi PT KPI RU Dumai

Bank Danamon Hadirkan Layanan Pembayaran BI Fast Di Aplikasi D-Bank PRO

Pemerintah Beri Dana Talangan,Wakil Rakyat Meminta Supaya Tepat Sasaran Jelas dan Terukur

Kades Nolokerto di Kendal Inisiatif Latih Warganya Keterampilan Menganyam

PermataBank Perkenalkan 5 Layanan Terbaik PermataME

Danamon Dukung Pertumbuhan Industri Otomotif dengan Menjadi Official Bank Partner IIMS 2022

Dukungan Terus Mengalir LAMR Layak Kelola Blok Rokan, Berikut Pernyataan Prof Iwan

Jak Hermanto: KADIN Bertujuan Meningkatkan Ekonomian Masyarakat, Terutama Sektor UMKM.

Ide Kegiatan Akhir Pekanmu bersama Shopee 12.12 Birthday Sale

Terkini +INDEKS

Bea Cukai Dumai Gagalkan Penyelundupan 2.500 Karung Bawang Ilegal dari Malaysia

08 September 2025
Kapolsek AKP Buyung Kardinal Sosialisasi Tertib UU Lalulintas di SMA Negeri 1 Bangko: Jangan Judol, Narkoba dan Tawuran
08 September 2025
Dihari Ke- 2 Suwandi Bersama Petugas Bersihkan Bundaran Ikan Sampai Ke Bagansiapiapi
08 September 2025
Polsek Bagan Sinembah Gelar Giat Cipta Kondisi (KRYD) Cegah Gangguan Kamtibmas
07 September 2025
INKAI Dumai Matangkan Persiapan Pelantikan Pengurus Baru, Hamzah Ajak Seluruh Anggota Sukseskan Agenda Besar
07 September 2025
Dumai Kian Modern, Pembangunan dan Kebersihan Jadi Fokus Utama di Bawah Kepemimpinan Wali Kota Paisal
06 September 2025
Pemerintah Rohil Tegaskan Dialog Jadi Kunci Penyelesaian Konflik Lahan
06 September 2025
Bupati Rohil H Bistamam dan Kadis LH Rohil Suwandi Bersama Petugas Lakukan Goro dan Penanaman Pohon
06 September 2025
Dukung Akses Pendidikan, Rokan Hilir Bangun Dua SMU Baru
06 September 2025
Ketika Sebagian Masyarakat Sibuk Demo, Masyarakat Harapan Jaya Sibuk Maulid Keliling Kampung
05 September 2025

Terpopuler +INDEKS

KPK Diminta Periksa Gubernur Riau Abdul Wahid Terkait Dugaan Korupsi CSR BI-OJK

Dibaca : 539 Kali
Pimpin Apel Kesiapsiagaan, Kapolres Rohil Minta Tingkatkan Kekompakan dan Pelayanan Kepada Masyarakat
Dibaca : 234 Kali
Pemuda Pancasila Dumai Timur Jalin Silaturahmi dan Sinergi dengan Bea Cukai Dumai
Dibaca : 1254 Kali
Tim Pemenangan Calon Ketua DKD Rohil Minta Panpel Netral dan tidak Menunda Musenda DKD Rohil
Dibaca : 772 Kali
Dugaan Korupsi di Tubuh Pertamina dan KPI RU II Dumai: Laporan ke KPK Berbuah Respon Resmi
Dibaca : 455 Kali
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
PantauNews.co.id ©2020 | All Right Reserved