• Home
  • Opini
  • Riau
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • Olahraga
  • Nasional
  • Politik
  • Edukasi
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Sumatera
  • Hukrim
  • More
    • Kesehatan
    • Internasional
    • Video
    • News
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • #Galeri
  • Indeks
PILIHAN
DPRD Dumai Matangkan Regulasi Kepariwisataan, Dorong Kontribusi Pariwisata untuk PAD
29 Juli 2025
MK Tolak Gugatan, Paisal-Sugiyarto Siap Dilantik Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai
04 Februari 2025
Polres Dumai Tutup Tahun 2024 dengan Deretan Prestasi dan Komitmen untuk Keamanan Kota
31 Desember 2024
Keberhasilan Walikota Dumai dalam Membangun Infrastruktur, Kesehatan, Pendidikan, dan Lapangan Kerja
19 Mei 2024
Apical Dumai Lakukan Normalisasi Parit di Lingkungan Warga Sekitar Perusahaan
03 Mei 2024

  • Home
  • News

Kata-kata Terakhir Jenderal Ahmad Yani Usai Diberondong Cakrabirawa

Redaksi

Senin, 30 September 2019 19:16:00 WIB
Cetak


Jakarta (PantauNews.co.id) - Subuh 1 Oktober 1965, 54 tahun silam, tidak pernah dilupakan istri dan anak-anak Jenderal Ahmad Yani. Saat itu mereka kehilangan sang panutan untuk selama-lamanya. Berondongan peluru Cakrabirawa menembus tubuh Menteri Panglima Angkatan Darat itu. Melepaskan ruh dari raga.
Saat peluru menembus kulit tubuhnya, Jenderal Yani masih sempat bertanya, "Bagaimana Bapak?" Maksudnya Bung Karno yang memang sangat dekat dengan Jenderal Yani.
Kata-kata terakhir Jenderal Yani itu diceritakan sang istri, Yayu Rulia Subandiah, dalam buku yang ditulisnya di tahun 1981, 'Ahmad Yani sebuah Kenang-kenangan'.
Pagi itu, seperti yang diceritakan Yayu, tepat pukul 04.25 WIB, rumah pribadi keluarga Ahmad Yani di Jalan Lembang Nomor 58, Jakarta, didatangi pasukan berpakaian Cakrabirawa dan pasukan lain yang tidak dikenal. "Anak buah eks Peltu Mukijan. Cakrabirawa, pasukan pengawal pribadi Bapak Presiden," tulis Yayu (hal. 295).
Yayu sendiri saat itu tidak ada di rumah. Ia sedang bermalam di kediaman resmi Menteri Pangad di Jalan Taman Surapati karena sedang melakukan tirakat menyambut weton kelahirannya. Yayu menggambarkan peristiwa pilu yang membuat hidupnya porak poranda itu.
Menurut Yayu, Eddy, anaknya yang kedelapan pagi itu sudah bangun. Ia menuturkan, Irawan Sura Eddy lahir pada 4 Januari 1958. Waktu itu Eddy ditemani asisten rumah tangganya, Mbok Milah, ke luar rumah mencari ibunya.
Di pekarangan, mereka melihat banyak anggota Cakrabirawa dan pasukan tidak dikenal berkeliaran. Salah seorang di antara mereka menanyakan apakah Jenderal Yani ada di rumah atau tidak.
Mendapat jawaban Ahmad Yani ada di rumah dan masih tidur, Eddy, tulis Yayu, diminta membangunkan sang ayah dengan alasan dipanggil Presiden Sukarno untuk segera menghadap.
Eddy masuk ke dalam dan membangunkan ayahnya. Jenderal Yani masih mengenakan piyama berwarna biru. Seorang anggota militer yang belakangan diketahui bernama Raswad menghampiri dan mengatakan bahwa Jenderal Yani dipanggil Presiden. Ahmad Yani menyanggupi setelah mandi terlebih dahulu. Namun anggota penculik lain bernama Tumiran tiba-tiba mengatakan tidak perlu sebab di Istana Kepresidenan ada kamar mandi.
Jenderal Yani naik darah dan menempeleng Tumiran sampai jatuh. Ia lalu menutup pintu kaca yang menghubungkan ruang belakang dengan ruang makan. Saat itu Raswad memberikan isyarat kepada anggotanya Giyadi untuk menembak. Giyadi pun menumpahkan peluru thomsonnya. Peluru berhamburan menembus kaca dan mengenai tubuh Jenderal Yani. "Suamiku terjatuh memandang Untung anak kami yang ketujuh."
Untung hendak bergerak memeluk sang ayah, namun dilarang gerombolan penculik. Untung dan Eddy menangis dan kakak-kakaknya terbangun lalu membuka jendela.
Saat itu tubuh Jenderal Yani yang berlumuran darat diseret gerombolan penculik, Sugiyo, Dohlin dan Tumiran, sepanjang lorong ruang belakang. Sesampai di luar, tubuh Jenderal Yani disambut gerombolan Pemuda Rakyat. Jenderal Yani kemudian dimasukkan ke dalam bus Ikarus dan dibawa ke Lubang Buaya, Pondok Gede.
"Pukul 05.00 pagi itu saya datang kembali di Jalan Lembang dari tirakatan. Mula-mula saya heran kenapa anak-anak sudah bangun sepagi itu? Kemudian kulihat Untung dan Eddy menangis, sedangkan Emmy dan Rully sambil menunjuk ke ruang belakang dan ke jalanan menceritakan kejadian pembunuhan dan penculikan yang tidak bertuhan itu kepadaku," tulis Yayu.
"Akhirnya kulihat cucuran darah. Darah Pak Yani, suamiku! Sekelilingku menjadi gelap. Gelap gulita. Aku tidak ingat apa-apa lagi. Pingsan." Ketika sadarkan diri, Yayu sudah berada di tempat tidur.
Setelah sadar, Yayu mengambil baju sang suami untuk membersihkan cucuran darah. "Kemudian kuusapkan ke mukaku! Hatiku berdarah seperti baju Pak Yani yang berdarah ya Tuhan," tulis Yayu.
Subuh itu ternyata tidak hanya Jenderal Ahmad Yani saja yang dibunuh PKI. Pembunuhan dan penculikan juga dilakukan terhadap Deputi II Men/Pangad Mayjen TNI Suprapto, Deputi III Men/Pangad Mayjen TNI Haryono MT, Asisten I Men/Pangad Mayor Jenderal TNI S Parman, Asisten IV Men/Pangad Brigjen TNI DI Panjaitan, Irkehjen Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Letnan Satu Czi Piere Tendean ajudan AH Nasution.
Ada pula Kolonel Infantri Katamso dan Letkol Sugiono, komandan dan wakil komandan Korem 072/Pamungkas di Yogyakarta. Serta putri AH Nasution, Ade Irma Suryani. Para pembela Pancasila ini diganjar penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
Sumber : Viva News


[Ikuti PantauNews.co.id Melalui Sosial Media]


PantauNews.co.id

Tulis Komentar


Berita Lainnya

Pelantikan Jokowi-Ma'ruf akan Dihadiri 17 Negara

Kades Golo Mangung Bagikan Beras Bantuan PPKM

Biaya Tagihan Listrik Membengkak, Masyarakat Bireuen Kecewa

Megawati: Saya dan Pak Jokowi Dibilang PKI, di Mana Nalarnya?

Ichang Mundur dari Ketua PORBBI Dumai, Bripka Rahmad Dany Diminta Pimpin Kembali

MUSDA IKTD Ke VIII, Yuhandri Pegang Tampuk Pimpinan 5 Tahun Kedepan

Kadis PUPR dan Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang Enggan Beri Keterangan Kepada Awak Media

Polres Dumai Bakti Sosial Salurkan Bantuan Masyarakat Terdampak Covid-19

Sosok Pejabat yang Disenangi, Paisal Pantas Pimpin Kota Dumai 5 Tahun Kedepan

BPPKB DPC Kota Tangerang Serahkan SK Serentak

Koramil 09/Mauk Gelar Pelaksanaan Vaksinasi Di Desa Kedung Dalem, Kabupaten Tangerang

Aktivis dan Jurnalis Ini Sentil 'Kelompok Latah': Wartawan Profesional Itu Bebas Syarat Kepentingan

Terkini +INDEKS

Berawal dari Informasi Masyarakat, Bea Cukai Dumai Berhasil Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal

25 Oktober 2025
Fakta Baru Terungkap! Dua Transaksi dengan Nilai Sama Picu Dugaan Rekayasa di Lingkungan PT KPI Dumai
25 Oktober 2025
Kembali, Tim GJB Pemuda Sintong Bagikan Sembako ke 15 Warga Kurang Mampu
24 Oktober 2025
Wujud Kepedulian Terhadap Pembangunan Rumah Ibadah di Wilayah Hukumnya, Kapolsek Kubu Berikan Bantuan Semen
24 Oktober 2025
Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Polsek Batu Hampar Gelar Panen Raya Jagung Serentak Kuartal lll
24 Oktober 2025
Perkuat Sinergitas dan Upaya Pencegahan Berita Hoax, Diskominfotiks Rohil Pererat Hubungan Dengan Insan Pers
23 Oktober 2025
Kanwil DJBC Riau Musnahkan 25,6 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp12,8 Miliar
23 Oktober 2025
Tingkatkan Produktivitas Sektor Pertanian Di Rokan Hilir, PT SPRH Rohil Bersinergi dengan Kementrian Pertanian RI
23 Oktober 2025
Pastikan Pengelolaan Sampah Berjalan Optimal, Kadis LH Rohil Suwandi Tinjau Langsung Pengelolaan Sampah dari Jalur Pujud Sampai Bagan Batu
22 Oktober 2025
Gubernur Riau dan Kadisdik Diminta Dipecat, Erwin Sitompul: Jangan Zolimi Guru
22 Oktober 2025

Terpopuler +INDEKS

Fakta Baru Terungkap! Dua Transaksi dengan Nilai Sama Picu Dugaan Rekayasa di Lingkungan PT KPI Dumai

Dibaca : 1024 Kali
Gubernur Riau dan Kadisdik Diminta Dipecat, Erwin Sitompul: Jangan Zolimi Guru
Dibaca : 747 Kali
Ketua PCNU Kab. Pelalawan Pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2025
Dibaca : 228 Kali
Pasca Bentrokan Berdarah, Wakil Bupati Rohil Jhony Charles dan Kapolres Rohil Dudukkan Dua Pihak Berseteru
Dibaca : 493 Kali
Berbuat Untuk Masyarakat, Tim GJB Pemuda Sintong Kembali Bagikan Sembako ke 22 Kepada Warga Kurang Mampu
Dibaca : 369 Kali
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
PantauNews.co.id ©2020 | All Right Reserved