• Home
  • Opini
  • Riau
    • Meranti
    • Kuansing
    • Inhil
    • Inhu
    • Rohil
    • Rohul
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Siak
    • Pelalawan
    • Kampar
    • Pekanbaru
  • Olahraga
  • Nasional
  • Politik
  • Edukasi
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Sumatera
  • Hukrim
  • More
    • Kesehatan
    • Internasional
    • Video
    • News
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • #Galeri
  • Indeks
PILIHAN
DPRD Dumai Matangkan Regulasi Kepariwisataan, Dorong Kontribusi Pariwisata untuk PAD
29 Juli 2025
MK Tolak Gugatan, Paisal-Sugiyarto Siap Dilantik Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai
04 Februari 2025
Polres Dumai Tutup Tahun 2024 dengan Deretan Prestasi dan Komitmen untuk Keamanan Kota
31 Desember 2024
Keberhasilan Walikota Dumai dalam Membangun Infrastruktur, Kesehatan, Pendidikan, dan Lapangan Kerja
19 Mei 2024
Apical Dumai Lakukan Normalisasi Parit di Lingkungan Warga Sekitar Perusahaan
03 Mei 2024

  • Home
  • Opini

Ada Grand Design Asing Untuk Adu Domba, Dibalik Pelarangan Ibadah Natal Oleh Kelompok Intoleran

PantauNews

Rabu, 28 Desember 2022 09:42:14 WIB
Cetak

PANTAUNEWS.CO.ID, JAKARTA - Pemahaman kita sebagai Bangsa Indonesia tentang Boleh tidaknya Mengucapkan Natal bagi yang beragama lain, khususnya umat Muslim kepada saudara kita umat Nasrani  mungkin sudah selesai dan sepakat Boleh ,
asal tidak merubah Aqidah.

Hal ini tentunya dalam rangka Habluminanas untuk ikut membahagiakan saudara-saudara kita satu lingkungan sebagai sesama Umat dan sebagai  sesama warga Negara indonesia, sebagaimana disampaikan salah satu Ahli Tafsir Kitab Al Quran dan Hadist Internasional  Prof Dr Kh Qurais Shihab.

Tapi bagaimana dengan pemahaman anggota masyarakat muslim yang lain?

Tentunya belum semua sepakat dan seirama, masih banyak yang ragu dan rancu,  terutama dari kelompok-kelompok Islam garis Keras yang cenderung Intoleran bahkan ada yang bersikap Radikal Mengharamkannya, karena menganggap dengan mengucapkan Natal katanya sama dengan mengakui Nabi Isa Al Masih sebagai anak Allah yang sudah tentu sangat ditentang oleh faham Islam radikal.

 

Padahal jika hanya  menyampaikan ucapan selamat saja, untuk ikut membahagiakan mereka, tidak berarti meyakini aqidah agama lain, sama halnya ketika kita mengucapkan selamat hari  kemerdekaan kepada Negara Komunis atau Negara liberal kan tidak berarti kita jadi seorang komunis atau liberal, demikian juga ketika kita mengucapkan hari Nyepi kpd umat Hindu atau Imlek kpd Umat Khonghucu tidak berarti kita jadi hindu dan Konghucu,  sehingga tidak harus ditarik sejauh itu Pemahamannya.

Seperti halnya yang disampaikan dengan jelas oleh Prof DR Shihab, semua itu dilakukan hanya sekedar untuk Habluminanas, untuk menjaga hubungan baik antar sesama dan  menghargai ajarannya masing-masing.

Namun situasi itu, memang sengaja dibuat sedemikian rupa,  terutama oleh anasir-anasir asing yang meminjam tangan kelompok-kelompok Islam garis Keras, untuk bisa terus mengadu domba antar umat beragama, khususnya Islam X Kristen yang ada di Indonesia, karena kristen merupakan  agama terbesar ke 2 di Indonesia setelah Islam.

Demikian halnya jika agama Hindu yang terbesar ke 2, pasti  benturannya akan lebih besar dengan Hindu, seperti yang terjadi di perbatasan India, Suku Tamil dan lain-lainnya. Karena biasanya pola mereka akan membenturkan comunitas terbesar dengan comunitas lain yang dianggap competiternya yang juga besar dan militan, sehingga ketika mengucapkan Hari Nyepi atau Imlek benturannya tidak sebesar Natal.

Demikian juga kalau menyangkut suku khususnya di Pulau jawa,  Sunda X Jawa akan selalu di benturkan karena sunda merupakan suku terbesar ke 2 setelah Jawa.

Jika di Kalimantan sudah sering terjadi Dayak X Madura, di Sumatera pernah terjadi Melayu X Bali dan lain-lainnya
dan yg paling Seksi  benturannya, tentu saja yang menyangkut agama & keyakinan.

Perlu untuk diketahui, Polemik atau pro dan kontra pengucapan Natal ini, hanya terjadi di Indonesia.
Di negara lain  baik di Afrika, Asia bahkan di Timur tengah sendiri hampir tidak ada kecuali di Palestine tapi itu bukan menyangkut aqidah tapi menyangkut perebutan Wilayah yang dikaitkan dengan Isue Agama.

Kalau masalah pengucapan Natal ini, ada juga di Asia tenggara, tapi itupun relatif sangat kecil sekali gelombang pusarannya, Namun lain sekali dengan yang terjadi di Indonesia, pusaran anginnya tersebut kontinu & besar sekali, dan senantiasa muncul  setiap tahun di setiap Natal & Tahun baru seperti sebuah issue peliharaan yang memang sengaja harus dimunculkan.

Seperti dulu di tahun 2016 muncul  di Bandung, dan baru-baru ini tahun 2022 Muncul di Lebak Banten,  bahkan jika dilihat lagi rekam jejak kebelakang banyak sekali muncul yang lebih dari itu, yakni sikap-sikap  Intoleran yang sudah mengarah pada sikap-sikap  radikal sampai kepada aksi terorisme, yang jelas-jelas diarahkan agar terjadi  Sentimen agama yang ekstrim, seperti pelarangan ibadah Natal, saat ibadah gereja digeruduk, gereja diserang dilempari, sampai kepada aksi terorisme pengrusakan dan Pemboman gereja itu sendiri (seperti kejadian di Malang Jatim, di Sulawesi, Poso, Maluku, dan lainnya).

Kita  bisa melihat pola-pola  aksi tersebut, dan sudah banyak diungkap oleh Tim Densus 88 Polri,  bahwa terbukti adanya campur tangan asing dan jaringan  Internasional didalam gerakan aksi-aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi di negara kita tersebut seperti keterlibatan : ISIS, Hizbul Tahrir, Jamaah Islamiah, Ikhwanul Muslimin, Taliban, Mujahidin, dan lainnya.

Ternyata markas besarnya ada di Eropa/ Inggris. Jika gerakan yang mengatas namakan Islam secara murni seyogianya markasnya harus ada di  negara Islam itu sendiri, tapi ini justru  berada di negara lain diluar mayoritas Muslim, disini kita harus bisa berpikir cerdas, Artinya semua ini  murni bukan gerakan Agama, tapi merupakan gerakan Politik, ikut campurnya Grand design Asing yang meminjam tangan Agama,  berkedok & berjubah Agama, sebagai issue yang memang paling seksi di negara yang dikenal sebagai penganut muslim terbesar di dunia, yang memang tidak menginginkan Negara Indonesia yang maha kaya raya ini maju & modern?

TERKAIT
  • Pengambilan Gelombang ke 2 Non DTKS di Kelurahan Sukajadi
  • PT IBP Abaikan Keluhan Warga Ring 1 Terkait Dugaan Pencemaran Lingkungan
  • Dumai Masuki Normal Baru, Pedagang TBG Tetap Belum Bisa Jualan

 


Ingat indonesia jadi negara terjajah bukan karena kekuatan senjata yang hebat dari para kolonialisme, tapi terlebih karena keberhasilan Politik Adu Domba Devide et Impera dari fihak mereka yang ingin menguasai Sumber daya alam yg ada Di tanah air kita.
 
Konsep tersebut sampai saat ini masih sangat efektif mereka gunakan, dalam setiap waktu, setiap objek, dan disetiap kesempatan apapun, yang akan dijadikan moment untuk terus memecah belah dan memporak porandakan Negara kita tercinta Indonesia, agar aset-aset penting negara kita bisa dikuasai mereka, melalui Kelompok-kelompok  binaannya yang sudah ditanam di Negara kita sejak lama.

Hal ini bisa dibuktikan saat kejatuhan Orba bung Karno maupun Orla pak Harto karena mereka-mereka semua dianggap sudah tidak sejalan dengan kepentingan-kepentingannya, maka dari itu kepada saudaraku tercinta agar  menyadari semua yang terjadi ini dan betul-betul menjadi catatan untuk lebih mewaspadainya, jangan sampai kita semua terjebak dengan siasat busuk asing, yang senantiasa terus mengadu domba sesama anak Bangsa,
Jangan sampai juga, dan yang terparah, jangan sampai kita malah menjadi salah satu bagian pelaku dari skenario  besar mereka buat, karena jika kita lemah dan terpecah, maka dengan leluasa mereka akan menguras seluruh  sumber daya alam kita sbgmana yang sudah terjadi di Lybia, Suriah, Yaman , Iraq , Afganistan dan lainnya

Maka demi menjaga keutuhan NKRI, hilangkan segala bentuk kepentingan, baik politik, iedologi, sosial, ekonomi,  budaya dll terutama yang menyangkut masalah Agama & Kepercayaan, yang merupakan hal paling sensitip yang bisa diledakan setiap saat.

Maka dari itu tidak bosan-bosannya kita saling mengingatkan hal yang sebetulnya sudah sangat basi ini, agar
Kita semua harus tetap bergandeng tangan, bila tidak ingin Indonesia ini hancur terkotak-kotak karena  beribu-ribu kepentingan yg berlainan, baik Internal terutama external (asing). Jangan sampai Bhineka tunggal ika  ini hanya sebagai sebuah slogan kosong belaka, berbeda-beda, tapi kita harus tetap Satu.

Jangan malah selalu jadi ajang empuk adu domba devide et impera asing, mulai dari hal yang sepele pengucapan Natal sampai kpd Pelarangan beribadah & mendirikikan rumah ibadah bagi agama-agama yang dianggap Minoritas. (*)


Oleh : Irjen Pol (P) DR H Anton Charliyan MPKN.
(Ketua Dewan Pembina DPP PJS)


 Editor : Dedi Saputra

[Ikuti PantauNews.co.id Melalui Sosial Media]


PantauNews.co.id

Tulis Komentar


Berita Lainnya

Gagal dan Sukses

Kenapa Lebih Senang Melaksanakan Rapat Malam hingga Dini Hari?

Proses Tahapan Pemilu Awal Menuju Indonesia Maju

Muara Polemik PPDB Online Dikembalikan Kepada Pihak Sekolah

Kemerdekaan Hakiki Impian Insan Pers

Hari Buruh, Ancaman Pengangguran, dan Masa Depan Buruh Indonesia

Hentikan Kriminalisasi Pers di Belitung

Rancangan Peraturan Presiden tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas Sebuah Langkah Anti Demokrasi

Saan Mustopa: Penetapan Jadwal Pemilu 2024 Berpotensi Molor

Menjaga Marwah Jurnalisme: Wartawan Tak Bisa Rangkap Jabatan, Apalagi ASN

PONDASI || DISIPLIN KERJA

Kirim Surat Tebuka ke Presiden RI, Riski Kurniawan Soroti Netralitas ASN Dimasa Suksesi

Terkini +INDEKS

Berawal dari Informasi Masyarakat, Bea Cukai Dumai Berhasil Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal

25 Oktober 2025
Fakta Baru Terungkap! Dua Transaksi dengan Nilai Sama Picu Dugaan Rekayasa di Lingkungan PT KPI Dumai
25 Oktober 2025
Kembali, Tim GJB Pemuda Sintong Bagikan Sembako ke 15 Warga Kurang Mampu
24 Oktober 2025
Wujud Kepedulian Terhadap Pembangunan Rumah Ibadah di Wilayah Hukumnya, Kapolsek Kubu Berikan Bantuan Semen
24 Oktober 2025
Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Polsek Batu Hampar Gelar Panen Raya Jagung Serentak Kuartal lll
24 Oktober 2025
Perkuat Sinergitas dan Upaya Pencegahan Berita Hoax, Diskominfotiks Rohil Pererat Hubungan Dengan Insan Pers
23 Oktober 2025
Kanwil DJBC Riau Musnahkan 25,6 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp12,8 Miliar
23 Oktober 2025
Tingkatkan Produktivitas Sektor Pertanian Di Rokan Hilir, PT SPRH Rohil Bersinergi dengan Kementrian Pertanian RI
23 Oktober 2025
Pastikan Pengelolaan Sampah Berjalan Optimal, Kadis LH Rohil Suwandi Tinjau Langsung Pengelolaan Sampah dari Jalur Pujud Sampai Bagan Batu
22 Oktober 2025
Gubernur Riau dan Kadisdik Diminta Dipecat, Erwin Sitompul: Jangan Zolimi Guru
22 Oktober 2025

Terpopuler +INDEKS

Fakta Baru Terungkap! Dua Transaksi dengan Nilai Sama Picu Dugaan Rekayasa di Lingkungan PT KPI Dumai

Dibaca : 1014 Kali
Gubernur Riau dan Kadisdik Diminta Dipecat, Erwin Sitompul: Jangan Zolimi Guru
Dibaca : 737 Kali
Ketua PCNU Kab. Pelalawan Pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2025
Dibaca : 228 Kali
Pasca Bentrokan Berdarah, Wakil Bupati Rohil Jhony Charles dan Kapolres Rohil Dudukkan Dua Pihak Berseteru
Dibaca : 491 Kali
Berbuat Untuk Masyarakat, Tim GJB Pemuda Sintong Kembali Bagikan Sembako ke 22 Kepada Warga Kurang Mampu
Dibaca : 369 Kali
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
PantauNews.co.id ©2020 | All Right Reserved