
PANTAUNEWS, DUMAI – Wujud kepedulian terhadap sesama kembali ditunjukkan oleh Ismunandar, Ketua Umum Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (FAP TEKAL). Ia turun langsung mengunjungi rumah Suryani, seorang pedagang asongan yang menjadi korban pengusiran secara arogan oleh oknum petugas Security Dumai Islamic Center (DIC).
Dalam kunjungan tersebut, Ismunandar juga memberikan santunan dan dukungan moral agar Suryani tetap tegar melanjutkan usahanya. Turut mendampingi, Mhd Alfien Dicky Khasogi (Ketua Serikat Pekerja Nasional Dumai), Iwan Ziro (Ketua Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia—PPDI Kota Dumai), dan Dedi Saputra (Ketua Pro Jurnalis Siber—PJS Kota Dumai). Kunjungan berlangsung pada Senin (27/10/2025).
"Kedatangan kami ke rumah korban bukan untuk mencari panggung, tapi untuk memberikan semangat dan support kepada Ibu Suryani dan anaknya, Erwin, agar tetap kuat dan meneruskan usaha dagangnya,” ujar Ismunandar, Ketum FAP TEKAL.
Ismunandar juga menegaskan bahwa kepedulian ini tak berhenti pada aksi sosial semata. Ia memastikan bahwa kasus pengusiran tersebut akan dibawa ke rapat dengar pendapat (hearing) bersama DPRD Kota Dumai.
"Mudah-mudahan uluran tangan dan bantuan kecil dari kawan-kawan ini bisa bermanfaat bagi Ibu Suryani. Dan terkait permasalahan ini, kami akan lanjutkan ke Hearing DPRD Dumai. Kami minta Ketua DPRD segera merespons cepat permohonan yang akan kami ajukan,” tegasnya.
Sementara itu, Ibu Suryani tampak terharu menerima kedatangan rombongan. Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia menyampaikan rasa terima kasihnya.
"Terima kasih atas kedatangan dan bantuannya, nak. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian,” ucap Suryani, pedagang asongan korban pengusiran oknum Security DIC.
Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan megahnya fasilitas kota, kisah Ibu Suryani menjadi cermin betapa rakyat kecil masih berjuang keras demi sesuap nasi. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Ismunandar dan rekan-rekan menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial bukan sekadar kata, melainkan tindakan nyata yang menyentuh hati.
Harapan pun mengalir. Semoga peristiwa ini membuka mata banyak pihak, bahwa keadilan sosial dan kemanusiaan harus tetap menjadi fondasi utama dalam setiap langkah pembangunan di Kota Dumai.
Tindakan arogansi oknum Security DIC terhadap pedagang kecil seperti Ibu Suryani dan anaknya Erwin, tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apa pun. Sikap semena-mena terhadap masyarakat kecil adalah bentuk ketidakadilan yang harus dihentikan. Pihak terkait diharapkan segera melakukan evaluasi dan tindakan tegas, agar kejadian serupa tidak terulang dan kehadiran aparat keamanan benar-benar menjadi pelindung, bukan penindas, bagi rakyat kecil.***