PANTAUNEWS, DUMAI — Konflik hubungan industrial antara PSP SPN PT. Sumber Jaya Industri Oleo (SJIO) dan pihak manajemen perusahaan semakin memanas. Setelah dua kali panggilan klarifikasi dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Dumai diabaikan, pemanggilan ketiga dijadwalkan pada 6 Mei 2025 mendatang. Jika kembali mangkir, Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Dumai mengancam akan menggelar aksi besar-besaran tepat di pintu masuk Kawasan Industri Dumai (KID) sebagai peringatan keras bertepatan dengan momentum Mayday.
Permasalahan bermula dari berbagai pelanggaran normatif yang dilaporkan oleh PSP SPN PT. SJIO, mulai dari status hubungan kerja yang tak jelas, pembayaran upah lembur yang tidak sesuai ketentuan, mutasi sepihak, hingga ketiadaan Peraturan Perusahaan (PP) yang seharusnya menjadi acuan dasar dalam hubungan kerja.
Setelah serangkaian perundingan bipartit yang berakhir tanpa kesepakatan, PSP SPN mengajukan permohonan pendampingan kepada DPC SPN Kota Dumai. Menindaklanjuti laporan tersebut, DPC SPN mengirim surat permohonan tripartit ke Disnaker Dumai dengan Nomor: 007/DPC-SPN/DMI/II/2025 tertanggal 28 Februari 2025.
Ketua SPN Kota Dumai, Mhd Alfien Dicky Khasogi, dalam konferensi persnya pada 4 Mei 2025, menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya membangun komunikasi konstruktif. Namun, perusahaan dinilai tidak menunjukkan itikad baik.
"PT. Sumber Jaya Industri Oleo ini seperti buta terhadap aturan-aturan ketenagakerjaan. Mereka mempekerjakan buruh tanpa transparansi aturan yang dibuat sendiri. Hingga kini, kami belum pernah melihat Peraturan Perusahaan yang seharusnya menjadi dasar perlindungan hak dan kewajiban kedua belah pihak," tegas Alfien.
Ia juga mengapresiasi upaya mediasi yang dilakukan oleh Disnaker. Namun, jika perusahaan kembali menghindar dari panggilan klarifikasi ketiga, SPN menyatakan siap menggelar aksi besar.
"Ketidakhadiran perusahaan pada panggilan klarifikasi ketiga akan kami sikapi dengan aksi Mayday di depan pintu masuk KID. Ini akan menjadi bentuk peringatan keras bahwa buruh tidak bisa terus-menerus diperlakukan sewenang-wenang," ujar Alfien dengan nada serius.
Kini bola panas ada di tangan manajemen PT. SJIO. Hadir atau tidaknya mereka pada 6 Mei nanti akan menjadi penentu apakah konflik ini bisa diselesaikan secara dialogis, atau justru meledak dalam gelombang aksi unjuk rasa buruh di jantung kawasan industri Dumai.